Jumat, 14 Oktober 2011

Otobiografi 1


Saya bernama lengkap Fajar Shiddiq, dan saya biasa dipanggil Fajar. Saya diberi nama Fajar oleh orang tua saya karena saya lahir pada saat terbit fajar . Saya lahir di Jakarta pada tanggal 3 bulan Maret tahun 1993. Saya anak ke 2 dari 4 bersaudara. Saya hidup di lingkungan yang sangat sederhana dan memegang penuh prinsip tanggung jawab. Sedari kecil saya selalu diajarkan orang tua saya, sekecil apapun perbuatan yang kita lakukan, pasti akan diminta pertanggung jawabannya. Oleh karena itu sebisa mungkin saya bertanggung jawab akan hal yang telah saya lakukan. Saya terlahir sebagai seorang muslim dan Islam adalah agama yang saya anut hingga sekarang dan insya allah hingga ajal mendatang. Amien. Kata kebanyakan orang saya bersifat pemalas dan egois, memang itu tidak dapat saya pungkiri oleh karena itu saya selalu berusaha dan berusaha agar sifat sifat kurang baik yang saya miliki dapat sedikit demi sedikit menghilang.

 Jika membicarakan soal kelebihan, mungkin saya pribadi mempertanyakan apa sebenarnya kelebihan saya, karena sampai saat ini semua hal yang saya lakukan tidak pernah menghasilkan sesuatu yang ‘wah’ atau dapat mengejutkan orang, melainkan hanya sesuatu yang dianggap biasa di mata orang-orang. Dan tidak hanya saya yang berpikiran seperti itu tetapi keuarga dan orang tua saya juga berpikir tentang saya seperti itu. Ayah saya seorang pegawai negri sipil dan Ibu saya seorang ibu rumah tangga. Ayah saya berdarah suku Padang dan Ibu saya berdarah suku Betawi.

Saya mengikuti program taman kanak-kanak pada tahun 1996 di TK Harapan Ibu. Banyak hal yang saya temui pada masa-masa itu seperti teman, kehadiran seorang guru, dan adanya aturan yang mengikat seseorang. Pada waktu itu pertama kali nya saya tahu jika peraturan di langgar maka kita harus siap dengan sanksi yang ada. Setelah lulus dari TK sekitar tahun 1998 saya masuk ke jenjang yang lebih tinggi yaitu SD. Pada waktu itu saya memustuskan masuk SD Darussallam karena beberap pertimbangan, karena yang pertama dekat dari rumah. Semasa saya kecil orang tua saya selalu cemas akan diri saya, mungkin bisa dibilang overprotective. Mungkin orang tua saya melakukan hal ini sebagai wujud kasih sayang kepada saya, dan saya pikir cara menunjukan rasa kasih

sayang dari orang tua kepada anaknya setiap orang pasti berbeda. Tetapi bagi saya hal tersebut menjadi kendala saya untuk berkembang, mengenal lebih jauh lagi tentang dunia ini. Memang pada awalnya berat mengikuti segala perintah dan larangan orang tua, tetapi pada akhirnya saya berpikir mungkin ini yang terbaik untuk diri saya karena setiap saya dimarahi oleh orang tua saya, saya tahu itu karena orang tua saya sayang kepada saya.

Pada tahun 2004 saya menamati jenjang SD dan masuk ke jenjang SMP. Lagi, saya masuk ke SMP Darussallam. Ini dikarenakan beberapa pertimbangan dari orang tua saya. Selama saya SMP mungkin saya banyak belajar tentang persahabatan. Karena pada masa itu saya mendapatkan seseorang yang dapat saya percaya dan diandalkan ketika saya butuh yaitu teman. Memang, ketika saya menduduki bangku SMP saya tidak mempunyai banyak teman, tetapi hubungan saya dengan teman-teman saya amatlah dekat mungkin bisa dibilang saudara kedua. Sebagai contoh ketika satu orang membuat kesalahan dan akan berakibat dimarahi guru, yang lainnya sebisa mungkin menutupi kesalahannya. Mungkin contoh ini kurang baik, tetap jika dilihat dari sudut pandang persahabatan, contoh ini mengungkapkan betapa kuatnya kekuatan persahabatan. Tidak hanya itu saya juga belajar tentang rasa memiliki sesuatu. Ini saya rasakan ketika saya lulus bangku SMP. Ketika saya harus berpisah dengan teman-teman yang biasanya tempat saya menghabiskan waktu dan juga membagi pengalaman. Tidak hanya itu rasa senang dan sedih yang selalu dipikul bersama ketika melewati halangan dan rintangan.

Tapi dibalik semua kebersamaan yang kita rasakan kita tidak terpisah dari perbedaan pendapat ataupun argumen. Tetapi semua itu selalu saya jadikan panutan hidup dan pengalaman bagi saya. Karena masa –masa sekolah hanya datang satu kali.


Pada akhirnya saya lulus dari bangku SMP pada tahun 2007. Selama saya sekolah saya tidak pernah mengikuti tes masuk sekolah. Karena saya sekolah masih dalam satu yayasan. Saya juga kurang paham bagaimana sistem yayasan tersebut tetapi intinya masuk ke jenjang yg lebih tinggi lagi yaitu SMA.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar